PINTER, KEMINTER, KEBLINGER

PINTER, KEMINTER, KEBLINGER

Selasa, 07 Januari 2020, 00.30

Oleh: Dr. Nofi Sri Utami, S.Pd.,S.H.,M.H
Dosen PascaSarjana Universitas Islam Malang

MALANGGUIDE - Berdasarkan Data yang dimiliki Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemdikbud) bahwa  jumlah sekolah di berbagai provinsi mengalami peningkatan. Pada tahun ajaran 2018/2019, ada sebanyak 216.066 sekolah yang berdiri, naik 2 persen dari tahun ajaran 2016/2017 yang berada di angka 211.646. ini menunjukan bahwa partisipasi masyarakat Indonesia untuk mengenyam pendidikan sangatlah tinggi, hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya jumlah sekolah yang didirikan. Berdasarkan data di  Kemendikbud. tentang jumlah sekolah di Indonesia,bahwa Bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal (pendidikan dasar yaitu SD/sederajat dan SMP/sederajat, pendidikan menengah yaitu SMA/sederajat dan pendidikan tinggi yaitu PT/sederajat) maupun non formal (Paket A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA) yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Kementerian Agama (Kemenag), instansi lainnya negeri maupun swasta.
Semakin banyak peminat untuk mengenyam pendidikan tentunya semakin banyak pula anak pintar pengetahuan. Ini dikarenakan ketika anak dihadirkan di dalam sekolah maka secara otomatis anak dituntut untuk bisa memahami pengetahuan yang telah diajarkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pintar berarti pandai, cakap, cerdik, dan banyak akal. Biasanya, kepintaran selalu dikaitkan dengan prestasi kita di sekolah. itu karena orang yang pintar biasanya selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Orang pinter akan dihormati orang lain. Tapi, bila orang pinter bertingkah keminter, akan timbul rasa muak bagi orang lain.
“Ojo keminter, mundak keblinger”Itulah nasehat mbah kung saya (orang jawa biasa manggil Nange) yang disampaikan saat saya akan mulai menginjak bangku perguruan tinggi, dua belas tahun lalu. Dan masih terpatri dalam hati dan ingatan  saya hingga kini. Keminter berarti belagak so' pandai. Sementara keblinger artinya keliru atau tersesat oleh karena merasa pandai. seseorang dianggap keminter jika orang tersebut dalam pandangan orang lain telah berbicara atau bertindak melebihi kemampuan yang dimilikinya. Dan dalam keadaan seperti itu, orang yang keminter serasa menggurui. Orang keminter ini sering saya temui, baik di  terminal, stasiun, kantor, pas acara seminar atau diskusi, bercakap dengan teman serta saat berbicara dengan atasan di kantor. Sebagai contohnya, orang berbicara dengan menggunakan istilah istilah hebat/asing . Tetapi pengucapan dan kalimat yang tersusun tidak sesuai dengan kehebatan/makna yang terkandung pada istilah yang  digunakan. Bahkan argumen yang diucapkan juga tidak setara dengan makna yang terkandung pada istilah tersebut. Tingkah laku seperti itu menimbulkan kesan keminter. Pendidikan makin tinggi bukan makin merunduk, malah makin jumawa. Sedangkan keblinger merupakan akibat yang didapat berupa tersesat sendiri karena kepinterannya.
Perlu kita catat dan dijadikan contoh juga, syair lagu yang ditulis oleh Ebiet G ade bahwa “ bencana yang menimpa bangsa Indonesia, karena banyak dosa yang telah kita perbuat, coba tanya pada rumput yang bergoyang”. Sedikit merenung bahwa kita telah tertimpa berbagai bencana diantaranya banjir Jakarta, gempa, Merapi meletus, Mentawai gempa dan tsunami, lumpur Lapindo, tabrakan kereta, kapal jatuh, dan rentetan bencana lainnya. Tetapi itu bukan karena kita telah banyak berdosa, melainkan karena kita terus-menerus membuat kesalahan.Pada kenyataanya memang sulit untuk dipungkiri, bahwa kita sebagai bangsa telah keblinger,karena kecerobohan kita, yaitu mengambil keputusan salah, padahal telah diketahui dampak yang akan ditimbulkannya. Keputusan tertentu telah kita ambil secara membabi-buta demi secuil keuntungan pribadi/golongan, termasuk masalah lingkungan.

Editor    : Alim Mustofa
Publiser : Malangguide


TerPopuler