Oleh: Dr. Nofi Sri Utami, S.Pd.,S.H.,M.H
Dosen PascaSarjana Universitas Islam
Malang
MALANGGUIDE - Berdasarkan Data
yang dimiliki Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemdikbud) bahwa
jumlah sekolah di berbagai provinsi
mengalami peningkatan. Pada tahun ajaran 2018/2019, ada sebanyak 216.066
sekolah yang berdiri, naik 2 persen dari tahun ajaran 2016/2017 yang berada di
angka 211.646. ini menunjukan bahwa partisipasi masyarakat Indonesia untuk
mengenyam pendidikan sangatlah tinggi, hal ini ditunjukan dengan semakin
banyaknya jumlah sekolah yang didirikan. Berdasarkan data di Kemendikbud. tentang jumlah sekolah di Indonesia,bahwa Bersekolah adalah mereka yang
terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan
formal (pendidikan dasar yaitu SD/sederajat dan SMP/sederajat, pendidikan
menengah yaitu SMA/sederajat dan pendidikan tinggi yaitu PT/sederajat) maupun
non formal (Paket A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA) yang
berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas),
Kementerian Agama (Kemenag), instansi lainnya negeri maupun swasta.
Semakin banyak peminat untuk mengenyam pendidikan
tentunya semakin banyak pula anak pintar pengetahuan. Ini dikarenakan ketika
anak dihadirkan di dalam sekolah maka secara otomatis anak dituntut untuk bisa
memahami pengetahuan yang telah diajarkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pintar berarti pandai, cakap, cerdik, dan banyak akal. Biasanya,
kepintaran selalu dikaitkan dengan prestasi kita di sekolah. itu karena orang
yang pintar biasanya selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Orang pinter
akan dihormati orang lain. Tapi, bila orang pinter bertingkah keminter, akan
timbul rasa muak bagi orang lain.
“Ojo keminter, mundak keblinger”Itulah
nasehat mbah kung saya (orang jawa biasa manggil Nange) yang disampaikan saat
saya akan mulai menginjak bangku perguruan tinggi, dua belas tahun lalu. Dan
masih terpatri dalam hati dan ingatan
saya hingga kini. Keminter berarti belagak so' pandai. Sementara
keblinger artinya keliru atau tersesat oleh karena merasa pandai. seseorang
dianggap keminter jika orang tersebut dalam pandangan orang lain telah
berbicara atau bertindak melebihi kemampuan yang dimilikinya. Dan dalam keadaan
seperti itu, orang yang keminter serasa menggurui. Orang keminter ini sering
saya temui, baik di terminal, stasiun, kantor,
pas acara seminar atau diskusi, bercakap dengan teman serta saat berbicara
dengan atasan di kantor. Sebagai contohnya, orang berbicara dengan menggunakan
istilah istilah hebat/asing . Tetapi pengucapan dan kalimat yang tersusun tidak
sesuai dengan kehebatan/makna yang terkandung pada istilah yang digunakan. Bahkan argumen yang diucapkan juga
tidak setara dengan makna yang terkandung pada istilah tersebut. Tingkah laku
seperti itu menimbulkan kesan keminter. Pendidikan makin tinggi bukan makin
merunduk, malah makin jumawa. Sedangkan keblinger merupakan akibat yang didapat
berupa tersesat sendiri karena kepinterannya.
Perlu kita catat dan dijadikan contoh juga, syair lagu
yang ditulis oleh Ebiet G ade bahwa “ bencana yang menimpa bangsa Indonesia,
karena banyak dosa yang telah kita perbuat, coba tanya pada rumput yang
bergoyang”. Sedikit merenung bahwa kita telah tertimpa berbagai bencana
diantaranya banjir Jakarta, gempa, Merapi meletus, Mentawai gempa dan tsunami,
lumpur Lapindo, tabrakan kereta, kapal jatuh, dan rentetan bencana lainnya. Tetapi
itu bukan karena kita telah banyak berdosa, melainkan karena kita terus-menerus
membuat kesalahan.Pada kenyataanya memang sulit untuk dipungkiri, bahwa kita sebagai
bangsa telah keblinger,karena kecerobohan kita, yaitu mengambil keputusan
salah, padahal telah diketahui dampak yang akan ditimbulkannya. Keputusan
tertentu telah kita ambil secara membabi-buta demi secuil keuntungan
pribadi/golongan, termasuk masalah lingkungan.
Editor
: Alim
Mustofa
Publiser : Malangguide