Malangguide.com
– Petani kopi ngantang terus meningkatkan pengetahuan tentang pengolahan kopi
dengan belajar kopi yang dilaksanakan secara berkala oleh kelompok petani kopi desa
Tulungrejo didampingi KOPIKO (komunitas Pegiat Kopi) Malang.(4/1/21)
Kegiatan belajar
kopi petani ini juga mendapat dukungan
dari Camat Ngantang Akhmad Taufiq Juniarto, S.STP, hal ini terbukti dengan terbentuknya
kelompok petani kopi sebagai wadah petani kopi desa Tulungrejo kecamatan Ngantang
Kabupaten Malang.
“ salah satu manfaat
kelompok tani yaitu untuk mengkoordinir persediaan pupuk yang sering menjadi
kendala petani, selain itu juga agar bagaimana bantuan program pembinaan dari pemerintah
dapat diakses oleh kelompok,” ujar Taufiq Juniarto.
Dalam diskusi
yang digelar dengan mendatangkan Bejo, Amik, Heri dan Rini dari komunitas pegiat
kopi (Kopiko) Malang , berapa petani menyampaikan kendala yang sering dihadapi.
Beberapa kendala yang dihadapi oleh petani adalah sarana produksi seperti pupuk
yang sering telat atau distribusi tidak sesuai jadwal petani. Selain itu juga
pengetahuan tentang strategi pemasaran produksi kopi juga menjadi kendala
tersendiri.
“ Harapan
petani , bagaimana hasil panen petani bisa mahal dari tengkulak, soal petik merah bisa kami lakukan tetapi
bagaimana jika tidak laku, soal harga dipetani kita ada kelas kelasan, contoh harga semakin lama semakin murah
karena terdesak kebutuhan. misal ada yang
kasih pinjaman modal dari kelompok akan lebih membantu , persoalan pupuk sering
kesulitan,’ ungkap ketua kelompok petani kopi dihadapan forum diskusi.
Bejo salah satu
awak Kopiko menjawab keluhan petani tersebut, “ Kopi akan banyak bercerita
sendiri tanpa bisa dibohongi, proses paska panen dan proses produksi sangat mempengaruhi
hasil seperti apa kopi dihasilkan, oleh sebab itu kita hatus sangat hati-hati
dan benar dalam pengolahan kopi,”.
Melanjutkan penjelasannya
Bejo menerangkan, bahwa untuk menghasilkan kopi yang baik dengan kualitas
tinggi harus dimulai sejak masa tanam, paska panen dan proses priduksi. Sebagai
contoh pada proses pengolahan, setelah petik merah maka harus dilakukan sortasi
yang memisahkan biji kopi yang benar-benar merah matang dengan biji kopi yang
kuning atau biji kopi yang kurang bagus. Selanjutnya adalah proses pencucian
juga harus hati-hati,cuci biji kopi juga harus benar-benar bersih.
Amik awak
Kopiko lainnya menambahkan “ agar kopi ngantang bisa dikenal secara luas maka
perlu melibatkan anak-anak muda yang melek media sosial untuk memasarkan produksi
kopi ngantang”. (A-Liem Tan)
Editor // Alim Mustofa